Setiap hari, saya selalu disana. Tak kenal panas, hujan, badai, bahkan apapun yang terjadi diluar sana.
Ya, saya tetap disana. Layaknya orang buta, orang tersesat, orang yang tidak beroreintasi.
Semuanya serius. Apapun yang terjadi, mereka selalu menganggap semuanya itu dengan serius.
Mereka telah mendapatkan kunci mereka masing-masing. Menggenggamnya, hingga kunci itu lepas semudah pasir.
Saya?
Masih mencari kunci tersebut layaknya orang mabuk mencari kacamata yang sedang ia pakai.
Bodoh!
Apa yang saya lakukan ini? Harusnya saya juga mengerti kehidupan pola geometri, runtutan teka-teki kehidupan fibonacci, hypotenusa dari sisi manusia yang lain.
Bodoh!
Seharusnya saya mengerti!
Sisi lain terkecil dari kita, atom-atom kehidupan. Natrium-natrium yang dapat menjadi pisau tajam didunia nyata, sesuatu yang akan berguna jika dia mengubah dirinya, dan sisi filosofis didalamnya.
Bodoh!
Seharusnya saya tahu!
Bahwa semua hal kecil dapat saya perhitungkan. Hal sepele yang tidak dapat menarik perhatian saya, ternyata itu sebuah kunci.
Apa yang terjadi semua?
Saya tidak bisa mengerti mereka, mereka tidak bisa saya mengerti.
Apa yang salah dari saya?
Saya telah coba menyelam dan sesak nafas untuk mencari hal yang hilang; kunci yang hilang, potongan puzzle yang hilang, keseimbangan yang hilang, makna yang hilang, dan jawaban yang hilang.
Semuanya tidak dapat saya raih. Mengambang dikepala saya. Saya coba raih, namun itu sesulit meraih kabut malam.
Apa yang salah?
Ini semua akan sia-sia.
Hanya buang enerji dan materi.
Lalu, hanya kosong.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Comments (0)
Posting Komentar